Dengan teknologi irigasi modern, para petani dapat mengontrol jumlah air yang disalurkan ke sawah atau lahan dengan presisi yang akurat, mengurangi risiko kekeringan atau kelebihan air yang dapat merusak tanaman. Selain itu, penggunaan teknologi ini memungkinkan petani untuk merespon perubahan cuaca dan kondisi tanah dengan cepat, menjamin pertumbuhan padi yang optimal sepanjang musim tanam. Inovasi ini membuka jalan bagi masa depan pertanian yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan, memberikan solusi terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi sektor pertanian di tengah perubahan iklim dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. #KhairPedia
Sistem Pengairan Cerdas Air
Di Gunungkidul, salah satu daerah dengan minim curah hujan, biaya untuk pengairan atau mendapatkan air sangat mahal. Karena itu, harus ada upaya dan solusi menggunakan sistem "Cerdas Air" yang memanfaatkan air secara tepat guna. Pemanfaatan air secara efisien, seperti memaksimalkan area wudhu mengalirkan air ke kolam yang juga digunakan untuk berbagai keperluan.
Di Gunung Kidul ada sebuah tempat yang unik di mana padi ditanam dengan sistem "Cerdas Air". Sistem ini mungkin belum banyak dikenal di Indonesia, dan mungkin salah satu yang pertama kali diterapkan. Hasilnya luar biasa. Mari kita bahas bersama bagaimana sistem ini bekerja, cara budidayanya, dan bagaimana pemberian pupuk dilakukan.
Sistem "Cerdas Air" ini memiliki beberapa keunggulan. Pertama, hemat air. Kedua, hemat pupuk. Mengapa bisa hemat pupuk? Karena air tidak menyebar kemana-mana, sehingga pupuk tetap berada di area yang diperlukan. Kami juga membandingkan hasil antara padi yang ditanam dengan sistem "Cerdas Air" dan sistem tradisional. Varietas dan perawatannya sama, namun hasilnya sangat berbeda. Padi dengan sistem "Cerdas Air" lebih cepat menguning, bijinya lebih besar, dan lebih banyak.
Pemasangan Plastik UV Bawah Tanah
Teknik yang digunakan termasuk penggunaan plastik UV yang dipasang di bawah tanah untuk mencegah air meresap ke dalam tanah. Langkah pertama dalam proses ini adalah menyiapkan tanah, lalu diberi pupuk kandang atau pupuk organik. Setelah itu, benih disemai dan dipindahkan ke lahan setelah berumur 12 hari. Pada usia sekitar 100 hari, padi sudah siap panen.
Sistem Tanam Jajar Legowo
Untuk sistem tanamnya, menggunakan metode Jajar Legowo dengan jarak 21 cm. Metode tanam jajar legowo merupakan inovasi dalam teknik budidaya padi yang semakin mendapatkan perhatian di kalangan petani Indonesia. Teknik ini mengatur jarak tanam secara khusus dengan menyelingi beberapa baris tanaman padi dengan satu atau lebih baris kosong. Konsep ini diambil dari bahasa Jawa, di mana "legowo" berarti luas dan memanjang, mencerminkan ruang yang lebih besar bagi tanaman untuk tumbuh.
Prinsip utama dari metode ini adalah peningkatan produktivitas padi melalui pengaturan jarak tanam yang memungkinkan aerasi tanah yang lebih baik, penetrasi sinar matahari yang optimal, dan pengurangan kompetisi antar akar. Meskipun terdapat baris kosong, jumlah tanaman per hektar tetap dapat ditingkatkan dengan penanaman lebih rapat pada baris yang ada. Hasilnya, metode ini tidak hanya mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih sehat tetapi juga mengurangi kebutuhan air dan mempermudah pengendalian gulma.
Penerapan jajar legowo memerlukan pemahaman terhadap kondisi lahan, pemilihan varietas padi yang tepat, serta perawatan yang intensif untuk mendapatkan hasil maksimal. Pola tanam seperti Legowo 2:1 atau 4:1 dapat dipilih berdasarkan kondisi spesifik lahan dan tujuan budidaya, memberikan fleksibilitas kepada petani dalam mengoptimalkan produktivitas lahan mereka. Metode ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil panen dan kualitas gabah, menjadikannya pilihan yang menjanjikan bagi para petani padi di Indonesia.
Bibit Padi Hibrida
Jenis padi yang ditanam adalah Hibrida, dan ini sudah panen yang kelima kalinya. Dengan teknik ini, satu rumpun padi dapat menghasilkan 30 hingga 35 anakan produktif dari satu pohon. Kedalaman tanah di atas plastik UV sekitar 30 cm, dimana pupuk organik dicampur dengan tanah.
Pupuk Organik
Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dibuat sendiri. Pemupukan dilakukan dua kali, yaitu pada usia 35-40 hari setelah penanaman. Setelah panen, tanaman padi yang tersisa dikembalikan ke tanah untuk dijadikan pupuk alami, sehingga tanah tetap subur untuk musim tanam berikutnya.
Air Wudhu untuk Pengairan
Air yang digunakan di sini berasal dari tempat wudhu di masjid Mini Al-Barokah. Air wudhu ini tidak dibiarkan terbuang, melainkan ditampung dan digunakan kembali untuk berbagai keperluan di sawah dan kolam ikan. Sistem ini tidak hanya menghemat air, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan di sekitar area pertanian.